Suryani Mile Sambut Kapal Wisata KM Jakare di Pelabuhan Komba-Komba Bulagi
Bangkeppos.com, SALAKAN- Kapal wisata KM Jakare, kapal dengan tipe Phinisi berlabuh di pelabuhan rakyat desa Komba-komba, kecamatan Bulagi, Kabupaten Banggai Kepulauan.
Kapal tersebut ditumpangi oleh belasan wisatawan asing asal mancanegara, yang tergabung dalam asosiasi Jaringan Kapal Rekreasi Indonesia (Jangkar) dan dipimpin langsung oleh Hj. Fatiyah Suryani Mile, Calon Bupati Banggai Kepulauan Periode 2024-2029.
Direktur Asosiasi Jangkar, Suryani Mile mengatakan, kapal wisata KM Jakare menempuh perjalanan wisata dengan rute Papua, Paisupok, kecamatan Lukpanenteng sampai ke desa Komba-komba, kecamatan Bulagi.
“Kalau di Paisupok kita suguhkan panorama alam, sedangkan di Komba-komba, kita sajikan wisata budaya dan kuliner. Dan tadi mereka sampaikan ke saya bahwa mereka sangat senang sekali, masyarakatnya ramah dan bersahabat, makanan tradisional yang disajikan unik dan sangat enak sekali,” ujar calon Bupati Bangkep dengan tagline SMILE-MAN ini.
Selain sebagai Direktur Asosiasi Jangkar Indonesia, Suryani Mile juga adalah konsultan Marine Tourism di Indonesia. Selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan pemetaan lingkungan pemberdayaan masyarakat nelayan dan advokasi lingkungan di forum nasional dan internasional. Hal itu menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan sektor pariwisata di Indonesia.
Sejak 1999 hingga saat ini, Suryani Mile sudah lama berkecimpung dengan urusan tata ruang laut di dua kabupaten yakni, Bangkep dan Banggai Laut (Balut) bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Olehnya itu, bagi Suryani Mile, kabupaten Banggai Kepulauan memiliki karakter pariwisata yang kompleks. Sehingga harus dikelola dengan baik agar bisa maju dan berkembang.
“Karena alamnya sangat eksotis, budaya dan adatnya masih terjaga. Bahkan, banyak satwa endemik, garis pantai yang panjang, serta panorama bawah laut yang elok,” terangnya.
Tak hanya itu, Suryani Mile juga menilai bahwa alam anugerah Temeneno (baca: tuhan), dan adat budaya warisan leluhur harus dikonversi menjadi instrumen pembangunan yang memiliki nilai kearifan lokal.
Pariwisata dengan tema marine tourism, lanjutnya, itu sangat diminati oleh para wisatawan domestik dan mancanegara. Namun, kata dia, itu juga harus dibarengi dengan menjadikan budaya sebagai perisai agar pariwisata kita bisa menjadi berkarakter.
“Jadi kata siapa bangkep tidak bisa maju dengan pariwisata,” tandas wanita yang juga Direktur Yayasan Pemerhati Lingkungan Hidup (YPL) itu. (ir)