9 Oktober 2025

Kades Jasanudin Jahing Minta Waktu 2 Minggu untuk Ganti Pembayaran Dana BLT, tapi Ditolak, Ini Alasannya !

 

Rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kades Leme-Leme Bungin, dan menghadirkan sejumlah pihak terkait. (Bangkeppos).

Bangkeppos.com, SALAKAN- Setelah dibuat tak berkutik di depan banyak orang, Kades Leme-Leme Bungin, Kecamatan Buko, Jasanudin Jahing, masih sempat meminta penangguhan waktu untuk penyelesaian pembayaran dana BLT yang sengaja digunakannya untuk kegiatan lain.

Jasanudin meminta tenggat waktu penyelesaian pembayaran selama dua minggu. Namun, permintaan itu dinilai sebagai sebuah sikap “pandang enteng”.

“Saya minta waktu 1 atau 2 minggu, jika memang tidak bisa saya siap dan pasrah,” ujarnya santai, menjawab pertanyaan dari anggota DPRD soal kepastian waktu penyelesaian pembayaran dana BLT itu.

Diketahui, sebelum persoalan penundaan pembayaran dana BLT ini digiring ke lembaga DPRD Senin (6/10/2025) tadi siang, Jasanudin bersama BPD, pemerintah kecamatan dan masyarakat desa setempat sudah pernah melakukan pertemuan di Balai Desa Lele-Leme Bungin. Namun, pertemuan itu juga sama sekali tidak membuahkan solusi sedikitpun.

Dari situ, masyarakat kemudian menganggap Kades Jasanudin inkonsisten dengan pernyataannya sendiri dan sulit untuk dipercayai lagi.

Soal pertemuan bersama di balai desa Leme-Leme Bungin itu, juga turut dibenarkan langsung oleh Camat Buko, Ramarani saat berbicara dihadapan Ketua DPRD Bangkep dan sejumlah pihak yang hadir di DPRD.

Ramarani mengakui, bahwa dalam pertemuan sebelumnya, ia tidak sempat membuatkan surat pernyataan kesepakatan bersama dengan masyarakat terkait penyelesaian penggunaan dana BLT tersebut.

Sebab, kata Ramarani, Kades Leme-Leme Bungin sendiri yang justru dengan sengaja tidak mau menandatangani apabila dibuatkan surat pernyataan dimaksud.

“Jadi kalau kades mau minta negosiasi waktu setelah pertemuan kita hari ini di DPRD, maka saya sebagai Plt. Camat, tidak bisa menjamin apakah itu bisa aman atau tidak,” ungkapnya, sambil mengingatkan.

Menurut Ramarani, potensi munculnya kegaduhan itu disebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap konsistensi kepala desa Leme-Leme Bungin.

“Karena pada tanggal 20 Oktober 2025 kemarin, sejumlah masyarakat desa Leme-Leme Bungin sudah pernah datang di kantor camat. Tapi, itu saya masih mampu meredamnya,” tukasnya. (ir)

 

PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com
error: Content is protected !!