9 Februari 2025

Soal Kelangkaan BBM di Salakan, Diduga Ada Oknum Pengusaha SPBU Lakukan Penimbunan

BINCANG-BINCANG: Salah seorang awak media lokal di Bangkep saat melakukan perbincangan dengan pemilik kios yang menyediakan layanan penjualan BBM eceran seharga Rp13 ribu perliter, di desa Tompudau, kecamatan Tinangkung, Kabupaten Bangggai Kepulauan, Senin (23/11/2021). (Foto: Irfan Majirung /BANGKEP POS)
Bangkeppos. com, SALAKAN- Kelangkaan BBM jenis premium di wilayah kota Salakan dan sekitarnya masih terjadi, sejak Kamis (16/11/2021) hingga Senin (22/11/2021) tadi.

Kelangkaan BBM membuat harga bensin eceran melonjak menjadi Rp13 ribu hingga Rp15 ribu perliter, dari harga normal Rp9 ribu. Kondisi ini tentu sangat meresahkan masyarakat.

Informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya bangkeppos menyebutkan, kelangkaan itu disebabkan adanya salah seorang oknum pengusaha BBM di kota Salakan, FN, yang diduga melakukan penimbunan.

Menurut sumber, dua hari sebelum terjadi kelangkaan, pihak Pertamina Banggai telah mendistribusikan BBM premium sebanyak 43 ton untuk kebutuhan pasokan sejumlah SPBU di kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep).
“Kalau tidak salah, SPBU Seasa kemarin mintanya 20 ton, dikase cuma 10 ton. Desa Kautu permintaannya 20, tapi dikasi cuma 8 ton. Cuma saya tidak tau, apa sudah diangkut kemari (Salakan) atau belum. Itu dikirim dua hari lalu,” ungkap sumber, saat ditemui wartawan di kediamannya, Minggu (21/11/2021).

Dia juga menuturkan, terkadang, FN sering menjual BBM miliknya ke rumah salah seorang pengecer berinisial E.
“Dua minggu sebelumnya, oknum pengusaha SPBU dimaksud punya stok sebanyak 5 ton. Tapi stok sebanyak itu tidak dijual di SPBU, malah dijual di rumah pengecer,” ungkapnya.

Menurut dia, pendistribusian pasokan dari Pertamina Banggai sejak sepekan terakhir belum dikirim ke Bangkep. Dan Pertamina, kata dia, juga belum memberikan penjelasan terkait faktor kelangkaan BBM, utamanya jenis Premium.
“Tapi untuk mentaktasi kebutuhan masing-masing wilayah, Pertamina sudah menghitung stok ke tiap-tiap SPBU,” terangnya.

Menanggapi tudingan itu, FN mengaku tidak pernah melakukan penimbunan. Dia mengatakan, stok sebanyak 8 ton miliknya yang diangkut Armada kapal Pertamina Banggai lambat memasok BBM ke SPBU miliknya, di desa Kautu.
“Saya punya sampai sekarang belum diangkut. Karena kapal Pertamina hanya ada satu. Apalagi, juga kan, banyak pangkalan SPBU yang harus dilayani,” terangnya, Senin (2/11/2021), seraya memperkirakan satu dua hari stok BMM miliknya sudah tiba.

Dia mengatakan, kelangkaan BBM bukan hal baru. Bahkan sering terjadi setiap tahunnya.
“Jadi kalau saya bawa di rumah, tentu ada kelihatan saya jual ini. Tapi ini tidak ada,” ujarnya menampik tudingan menimbun BBM.

Sementara itu, salah seorang pemilik kios yang tak jauh dari kompleks rumahnya FN di desa Tompudau, justru terlihat menyediakan layanan pembelian bensin eceran dengan harga Rp13 ribu perliter.

Bahkan, pada saat berbincang dengan sejumlah awak media pagi tadi, pemilik kios membenarkan, jika selama ini dirinya mendapatkan suplai bensin dari FN. (ir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!