Hari Purnama: Kampanye Delmard untuk Paslon Gubernur Nomor Urut 01 Adalah Contoh Hipokrisi Sebagai Upaya Membelah Harmoni Sosial
Bangkeppos.com, SALAKAN- Statement yang dilontarkan oleh salah seorang kader DPD Partai NasDem Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) Delmard Siako, saat mengampanyekan Calon Gubernur Sulteng yang bukan usungan Partai NasDem, ditanggapi serius diinternal pengurus Partai Nasdem.
Sebab Delmard Siako telah jelas melanggar ketentuan dalam AD/ART Partai NasDem. Termasuk sudah mencederai marwah Partai NasDem. Oleh sebab itu, DPW Partai NasDem Sulteng bakal memberikan sanksi tegas berupa pemecatan terhadap mantan calon Bupati Bangkep Periode 2017-2022 itu.
Sekretaris DPD Partai NasDem Bangkep Hari Purnama menyatakan, sikap politik Delmard dalam memerjuangkan kandidat yang bukan usungan dari partai NasDem jelas akan berkonsekuensi.
“Dan konsekuensinya, Saudara Delmard Siako akan dipecat dari kader Partai NasDem. Rekomendasi itu juga sedang kami buat saat ini,”ungkap Hari, Kamis (29/10/2020) kemarin.
Konten kampanye yang dilontarkan Delmard saat kedatangan Wakil Calon Gubernur Sulteng pasangan Nomor Urut 1 di Bangkep lalu, dianggap sebagai bentuk sentimen rasisme.
“Sekarang mereka juga jalan kesana kemari, naik turun, keluar kampung jual isu identitas agama,”paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, Tim sebelah dalam muatan kampanyenya kerap memfitnah pasangan Calon Gubernur Sulteng nomor urut 2.
“Kandidat kita sedang sakit parah dan berobat di Jakarta”.Padahal saat itu kandidat kita sedang berpidato di sebuah desa berada di kabupaten Parigi Moutong,”terangnya.
Padahal, kata Hari, Jika melihat fakta hasil survey hari ini, justru kandidat kita (Cudy-Ma’mun) masih unggul dengan angka 67 persen.
“Itu juga karena masyarakat tidak melihat masa depan dari cara mereka kampanye. Masyarakat justru ketakutan atas slogan rivalnya Cudy-Ma’mun yang bertentangan 100 persen dengan fakta konten kampanye di lapangan,”ujarnya.
Hari menambahkan, tidak akan ada warga yang simpati dengan model kampanye menghina usia, mengkotak-kotakkan masyarakat, jual isu identitas agama dan rajin produksi fitnah.
“Anehnya lagi, dibasis orang beragama Kristen ngomong pilih yang seiman, di daerah muslim ngomong Harmoni keberagaman. Ini kan contoh nyata dari hipokrisi yang tidak lebih dari sebuah upaya untuk membelah harmoni sosial,”pungkas Hari. (ir)