Merokok saja Tidak Pernah, Apalagi Main Judi
LAPORAN: WIRFAN MAJIRUNG, Bangkeppos
BUKAN hanya sang isteri dan keluarganya, seluruh rekan sejawat Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Bangkep, EW, dibuat terperangah saat mendengar berita tentang penangkapannya.
Mereka tak habis pikir dengan hal yang menimpa pemilik Kafe Mahameru kota Salakan itu. Di benak mereka, EW pasti tidak mungkin melakukannya. Sungguh ajaib, kalau EW sampai melakukan hal itu.
Bicara jabatan, jelas!. EW adalah Wakil Ketua II DPRD Bangkep. Soal bisnis dan usahanya, apalagi. Karena memang backgroundnya adalah seorang pengusaha muda di daerah ini.
Jauh sebelum EW terpilih jadi anggota DPRD dua periode, dia juga sudah punya usaha, toko bangunan di samping rumahnya. Diluar dari sejumlah aset pribadi lain yang dimilikinya.
Wajar, dari segi kemapanan, EW adalah orang yang terbilang sudah sangat mapan secara ekonomi.
Terlepas dari itu, kepribadian EW dikenal sebagai tipikal orang baik, sosok yang pandai bergaul dengan temannya. Ia juga tak pandang bulu berteman. Bahkan, dengan siapa saja. Karena orangnya memang dikenal paling asyik. Dan kepribadian itu, dimiliki EW, sebelum menjadi anggota DPRD.
Lalu, ketika muncul berita soal penangkapannya. Ketegangan orang-orang disekelilingnya terasa merambat di hati. Bahkan, merambat pula ke seluruh sendi dan urat nadi sang isteri tercintanya, Herianty Tanggalang.
Herianti terngaga keheranan. Ia bahkan tidak yakin, jika suaminya ditangkap polisi lantaran bermain judi. Firasat dan akal sehatnya seolah masih sulit menerima. Karena ia tahu dan sangat mengerti betul tentang suami tercintanya itu.
“Jangankan main judi, merokok saja bapak ini tidak,” ujar Herianty dengan nada heran, Rabu (18/11/2021).
Sepengetahuan dia, suaminya datang ke tempat pamannya di Luwuk, memenuhi undangan hajatan keluarga. Pamannya itu yang selama ini sudah dianggapnya seperti orang tuanya sendiri. Maklum, karena kesibukan suaminya selama ini, sehingga sudah agak jarang ketemu dengan pamannya.
Setelah acara makan-makan selesai, EW bersama ketiga temannya, lalu iseng-iseng cari hiburan bermain kartu. Entah kena sial apa. Tiba tiba saja petugas razia Polres Banggai menggerebek mereka. Dengan motif perjudian.
Suasana dalam ruangan seketika berubah jadi hening dan menegangkan. Saat petugas kepolisian setempat menyandang pucuk pistol, dan masuk ke dalam ruangan. Semua mata melirik ke arah wajah para petugas. Keempat orang yang melingkar di meja bundar itu, dibuat jadi tak berkutik.
Kesempatan berbicara ke petugas saat itu hampir tidak ada sedikitpun. “Jangankan untuk membela diri, menyangkal pun tetap juga sulit. Karena ruang komunikasi saat itu memang tak diberikan sama sekali,” tutur Herianty setelah berbicara dengan suaminya.
Sebelum digelandang ke Polres Banggai. EW bersama temannya diminta petugas mengeluarkan dompet, uang, handphone dan kunci motor, untuk diperlihatkan dan dijajal diatas meja sebagai barang bukti.
Di situasi yang menegangkan tersebut, tak ada satupun dari mereka yang menolak. Semua pasrah dan menyahuti permintaan para petugas kepolisian saat itu. Bisa dibayangkan, betapa menegangkannya adegan penangkapan itu.
Meskipun dalam benaknya masih sulit menerima kenyataan itu. Karena setahu dia, suaminya datang berkunjung ke rumah pamannya di Luwuk, Banggai, hanya menghadiri hajatan keluarga.
Herianty bercerita, pada saat penangkapan, suaminya sedang kumpul di acara keluarga. Kemudian iseng-iseng main kartu.
“Main kartunya juga dengan paman-pamannya suami saya, paman yang selama ini sudah seperti orang tuanya. Main kartu juga layaknya orang main kartu di pos ronda, Cuma iseng, bukan seperti penjudi umumnya,” kisahnya.
Begitu pula, saat berada di Salakan, suaminya rajin berkumpul dengan masyarakat. Dan sering aktif terlibat pada setiap kegiatan sosial.
“Berkumpul tapi tidak main judi, justru kalau misalkan ada orang yang kedukaan, suami saya biasa datang ke rumah duka,” ujarnya.
Wajar jika orang disekeliling EW dibuat terperangah. EW sendiri bisa dibilang hampir tidak punya catatan kriminal selama bertahun-tahun tinggal di Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.
Herianty juga menyadari status yang diemban suaminya sebagai unsur penyelenggara pemerintahan di Bangkep. Secara politis, tentu ada pro dan kontra. Pasti ada yang suka, namun tidak sedikit juga yang tidak suka.
Dan herannya lagi, kabar dan foto penangkapan EW begitu cepat tersebar di sejumlah group media sosial WhatsApp di Bangkep. “Kalau yang mengetahui pribadi suami saya, jelas mereka tidak percaya,” tutupnya, mengakhiri. (*)