Pers dan Peran Kemanusiaan
Oleh: Dr. Ihlas Hasan *)
CIRI-CIRI orang yang sudah mengalami gejala pikun –kalau dia mudah lupa sesuatu.
Lupa apa yang baru saja diucapkan, lupa apa yang baru saja ditaruh, lupa apa yang baru mau disampaikan dan lupa kebaikan orang pada dirinya.
Apakah Anda memiliki pengalaman seperti itu? Hati-hatilah sedikit!
Dimasa pandemi ini, kita (semua) lupa berterima kasih kepada insan Pers. Mereka yang siang malam memburu, menulis, menyebarkan berita dan menjembatani informasi (termasuk suka dan duka soal Covid-19).
Dari mereka kita bisa bersiap siaga untuk membekali diri menghadapi wabah mahabesar ini. Dari mereka pula informasi dari berbagai belahan bumi, diperoleh secepat kilat.
Tidak hanya itu, pers juga menjadi media yang sangat berjasa mengedukasi masyarakat (mendidik, mencerdaskan dan mencerahkan), sebagai ruang hiburan (entertaintment), sebagai wadah kontrol sosial (mengawal dan mengoreksi kinerja aparatur negara yg dianggap melenceng) dan beragam ‘amal jariyah’ lainnya.
Demi menggali data dan menyajikan informasi untuk masyarakat, tidak sedikit umpatan, cacian, hinaan bahkan ancaman fisik mengintai mereka di lapangan.
Mengungkap fakta (amar makruf-nahi munkar) bukanlah perkara mudah. Butuh keberanian dan siap menghadapi risiko, karena akan ada banyak pihak yang pro-kontra.
Di sinilah posisi dilematis bagi mereka sekaligus menjadi medan ujian agar tetap konsisten menjadi insan pers yang luhur dan beridealisme paten.
Karenanya, mari sejenak memberi apresiasi untuk mereka. Berdoa yang terbaik untuk para pekerja jurnalis.
Mereka adalah lembaga legal yang dilindungi negara. Dimana mereka diistimewakan melalui Undang-undang (UU) Pokok Pers Nomor 40 Tahun 1999 sebagai lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliput mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.
Sekali lagi, hormati mereka sebagai volunteer kemanusiaan yang ikut membantu, menopang dan mencerahkan bangsa ini. Semoga segala amal baiknya menjadi tambahan pahala diyaumil akhir.
Semangat kawan Pers! (*)
*) Penulis adalah Dosen Tetap IAI Muhammadiyah Bima.