Pencalonan Eka Silawati Sipatu Jangan Sampai Kandas
Di sisi lain, Eka Silawati seolah hanya dijadikan sebagai pelengkap permainan kuota pencalonan oleh sekelompok pihak tertentu, yang notabenenya ingin mengincar posisi yang sama dengan dirinya. Terlepas spekulasi ini benar atau tidak, yang pasti, publik menyadari skenario dan gaya politik yang sedang dimainkan tersebut.
Kepiawaian dan pola yang dimainkan melalui pendekatan grassrout (akar rumput) spontan mulai terbaca. Lantas, pada tingkatan ini, tentu juga masih memerlukan pendalaman dan sebuah analisa politik yang lebih tajam lagi.
Kabar yang diperoleh awak media ini menyebutkan, Eka seakan terbuai dengan tawaran dan manisnya janji politik untuk mendapatkan rekomendasi partai pengusung. Sebab isu yang berkembang diluar, kedua partai pengusung pasangan Zainal-Rais di pilkada 2017 lalu, PBB dan partai Hanura akan mengusung Eka Silawati Sipatu sebagai calon Wakil Bupati Bangkep.
Terbaru, mantan pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkep itu, juga disebut-sebut sudah menyetorkan sejumlah uang sebagai mahar rekomendasi partai politik pengusung pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bangkep Zainal Mus-Rais Adam (Zamra) di pilkada 2017 lalu.
Dari rumor yang berkembang itu, Eka menampik. Dia tak mengakui tudingan soal transaksi politik sebagai salah satu langkah dalam memperoleh rekomendasi parpol pengusung.
“Tidak ada. Uang dari mana saya pakai. Dan saya juga tidak punya uang. Niat saya maju itu semata-mata karena ingin memperbaiki dan membangun daerah. Jadi kalau dibilang saya pakai mahar, itu tidak ada. Saya hanya memasukan berkas pencalonan,”katanya, saat dikonfirmasi Kamis malam (30/7/2020).
Ditanya soal isu yang menyebutkan dirinya hanya sebagai pelengkap permainan dalam kuota pencalonan, wanita asli kelahiran desa Luksagu, kecamatan Tinangkung Utara ini, juga menanggapi lebih santai.
“Silakan. Orang mau bilang apa. Tapi sekali lagi, mohon maaf, saya juga punya hak yang sama untuk kesana (nyalon wabup,red). Dan kalau mau dibilang masalah pengalaman memimpin birokrasi, saya juga orang yang sudah lama di birokrasi,” ketusnya.
Diakuinya, motivasi dan pilihan mendasar dirinya siap maju sebagai calon kosong dua Bangkep, lantaran telah mendapat restu langsung dari Bupati Bangkep, Rais D. Adam.
“Waktu MTQ disini (Salakan,red), saya pernah berbincang soal itu dengan pak Bupati langsung. Dan Alhamdulillah, pak Bupati pun merestuinya. Termasuk beliau memberikan petunjuk ke saya agar bisa menuju kesana. Dan terus terang, secara emosional hubungan saya dengan pak Bupati, ya, lumayan dekat. Karena setiap ada persoalan, saya selalu curhat ke beliau,”ucapnya.
Keseriusannya itu, bahkan dapat dilihat dari tekadnya yang kuat ingin memperbaiki kondisi daerah Kabupaten Bangkep lebih maju ke depan.
“Termasuk, saya pun pernah membangun komunikasi politik langsung dengan pak Risal Arwie terkait pencalonan saya ini. Bahkan, ketika saya menawarkan diri untuk maju sebagai calon wakil bupati, pak Risal Arwie pun meresponnya dengan baik,”ujarnya.
Hubungan dan komunikasi politik sejauh ini juga tak hanya pada Ketua DPD Partai Golkar Bangkep, Muh. Risal Arwie. Nursastro Salomo, yang juga kader partai Golkar itu sudah dijajakinya. Sehingga, baginya, tidak ada pilihan lain untuk tidak maju dalam perhelatan calon wakil bupati Bangkep.
“Nursastro memang pernah datang ke Dinas PU. Tapi bukan untuk ketemu dengan saya. Dia ketemu Asrin untuk urus proyeknya. Dia hanya sempat masuk diruangannya saya sambil berkelakar. Dan bilang; ini calon wakil bupati Bangkep,”tuturnya. (ir)