Nihil Sokongan Anggaran, Pesparawi Bangkep Terancam Tak Bisa Ikut Tingkat Provinsi
Bangkeppos. com, SALAKAN- Peserta Pesparawi asal Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) terancam tidak bisa berangkat mengikuti seleksi Pesparawi Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) ke VIII, di Luwuk, Kabupaten Banggai, pada 1-4 Juli 2024 mendatang.
Sebab menurut Ketua Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPDP) kabupaten Bangkep, Delmard Siako, pemda bangkep sama sekali tidak mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan dimaksud. Sementara, peserta Pesparawi sendiri sudah melakukan latihan hingga berbulan-bulan.
“Sebelumnya kami juga sudah ketemu 2 kali dengan pak Bupati. Dan bahkan sudah ada disposisi dari pak Bupati. Tapi sampai saat ini, anggaran untuk Pesparawi Bangkep tidak masuk dalam APBD 2024,” ujar Delmard, Selasa (25/6/2024).
Delmard mengatakan, dengan tanpa sokongan anggaran tersebut, situasi ini tentu saja sangat menyayat hati mereka. Termasuk, merusak toleransi beragama yang selama ini telah terjalin lama.
“Kami kecewa dan sangat melukai hati kami. Karena ini sudah merusak toleransi yang sudah terjaga lama di bangkep,” ungkapnya.
Mantan Anggota DPRD Bangkep ini juga mengaku terpaksa harus lancang berbicara, karena ia diperhadapkan dengan situasi dirinya sebagai Ketua Lembaga yang harus bertanggungjawab penuh atas hal itu.
“Bisa dibayangkan, kota Palu juga nasibnya sama dengan bangkep, tidak ada angggaran. Tapi Pemkot Palu bisa menjaminkan anggaran untuk mereka,” ucapnya.
Pada Minggu lalu, Delmard bersama rekan-rekan dari kalangan pendeta sudah menggelar rapat, mengundang Camat dan Bupati yang diwakili langsung oleh Kepala Dinas PMD Bangkep, Moh. Aris Susanto.
Hasilnya, kata Delmard, pemda bangkep menjamin seluruh peserta akan diikutsertakan mengikuti ajang seleksi pesparawi tingkat Provinsi Sulteng di Luwuk, kabupaten Banggai.
“Hanya tawaran solusinya, kami diminta untuk berkomunikasi dengan Camat, supaya bisa mengintervensi anggaran dana desa untuk pembiayaan keberangkatan ke sana,” katanya.
“Artinya bantuan dari dana desa itu tetap ada. Tapi mana bisa cukup. Untuk 132 peserta murni, dan itu diluar pelatih dan pendamping. Bahkan, dalam proposal kami ajukan anggaran Rp500 juta. Dan itu juga sudah sangat minim sekali,” tutupnya.
Diketahui, Pesparawi merupakan bagian dari wadah pembinaan mental spiritual umat Kristiani dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan maksud sebagai perwujudan keimanan umat lewat nyanyian dan mazmur untuk memuji Tuhan.
Kegiatan Pesparawi merupakan event bertaraf nasional yang berlangsung periodik dan berjenjang setiap 3 tahun sekali, yang dimulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional.
Adapun tujuan perlombaan ini adalah untuk memupuk tali persaudaraan, rasa kebersamaan dan ungkapan kesetian kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai cerminan rasa persaudaraan dan persekutuan umat yang hidup dalam tatanan kebhinekaan dalam memuji Tuhan. (ir)