Kapus Tosel Klarifikasi Tudingan Miring Soal Dana Bantuan Covid-19
“Untuk apa juga saya mau bawa kabur uang yang bukan hak saya. Apalagi hanya dengan jumlah segitu, lalu merusak nama baik keluarga besar saya,”ujarnya.
Menurutnya, apa yang dituduhkan dalam pemberitaan itu semuanya tidaklah benar.
“Tidak betul itu. Itu fitnah. Wartawannya kentara tidak profesional, karena dia tidak pernah konfirmasi langsung masalah itu dengan saya. Ini ada bukti SMS-nya pak. Dia hanya mengirim pesan singkat berupa SMS, menanyakan keberadaan dimana posisi saya,”bebernya.
Kapus mengaku telah dirugikan nama baiknya atas pemberitaan tersebut. Sehingga berencana akan menggiring persoalan pemberitaan itu ke pihak penegak hukum.
“Iya. Saya akan buka laporan polisi untuk si wartawannya itu. Karena ini sudah menyangkut pencemaran nama baik,”tegasnya, saat dihubungi media ini, Sabtu (13/2/2021) dini malam.
Seperti diberitakan oleh seorang wartawan Andri, di media lain sebelumnya, bahwa upaya konfirmasi kepada yang terkait sudah dilakukan lewat via telp dan sms namun nomor yg bersangkutan sudah lama tidak aktif. Tidak sampai disitu awak media juga sudah mendatangi kantornya, namun hasilnya juga nihil, bahkan lebih kaget lagi ternyata Kapus sudah sebulan tidak pernah masuk kantor.
Menanggapi hal itu, Kapus menegaskan, wartawan yang menulis berita tersebut telah keliru. Apalagi tidak pernah bertemu dengannya secara langsung.
“Dan wajar saja jika si wartawannya datang ke kantor dan ingin menemui saya tapi tidak bisa ketemu. Karena saya posisinya sedang dalam perawatan isolasi mandiri,”tuturnya.
Tak hanya sampai disitu, Iriawan juga berencana bakal membuat laporan polisi tentang pencemaran nama baik atas berita fitnah yang ditulis oleh si wartawan tersebut.
“Ya. Pekan depan kami akan buat laporan polisi,”ujarnya.
Intinya, kata Kapus, apa yang dituduhkan dalam pemberitaan itu adalah fitnah dan tidak berdasar.
“Mengenai uang itu, sampai saat ini masih aman ditangannya saya. Dan bahkan, pembayaran uang honorer staf dan petugas Covid di lapangan juga sudah dibagikan,”terangnya.
Menyangkut ketidakhadiran dirinya di kantor, ungkapnya, itu tidak ada kaitannya dengan masalah dana tersebut.
“Iya, memang saya tidak masuk kantor, karena terus terang saya sempat reaktif setelah dua kali menjalani hasil rapid tes. Di minggu pertama saya rapid, hasilnya masih tetap sama, reaktif dan tidak berubah. Makanya waktu untuk isolasi mandiri yang saya jalani agak panjang,”ucapnya.
“Hanya memang kesalahan saya tidak sempat lagi melapor ke Dinkes waktu itu. Karena lebih memilih untuk mengisolasi diri, Lalu, setelah masa isolasi diri saya habis, ditambah lagi dengan banyaknya kesibukan acara keluarga,”sambungnya.
Ditambahkannya, alasan dirinya menjemput langsung dana tersebut melalui Bendahara BPBD Bangkep. Sebab ia ingin memastikan peruntukan pembagian honor para petugas lapangan betul betul sesuai dengan hasil jerih payah dan kinerja mereka dilapangan.
“Karena sebelum dana itu kami klaim LPJ-nya ke BPBD, bahkan sudah ada sejumlah pihak yang mengajukan dokumen untuk permintaan pembayaran kegiatan honor di kantor,”tutupnya.(ir)