Sinergi dan Integrasi Pelabuhan Indonesia, Peningkatan Pelabuhan dari Timur ke Barat
Oleh: WIRFAN MAJIRUNG, Wartawan Bangkep Pos.com
PELABUHAN merupakan salah satu sektor penting untuk mendukung industri dan perekonomian agar Indonesia bisa menjadi poros maritim dunia.
Mengingat Indonesia adalah negara maritim, maka keberadaan pelabuhan semakin penting. Karena pelabuhan menjadi salah satu kawasan yang memiliki fungsi dan manfaat untuk memudahkan mobilitas dalam kehidupan kita. Dan menjadi sektor yang mampu mendongkrak daya saing dan perekonomian nasional.
Tak hanya itu, pelabuhan juga memiliki peran strategis untuk mendukung sistem transportasi karena menjadi titik simpul hubungan antar daerah/negara.
Karena selain menjadi penghubung antara darat dengan lautan, pelabuhan juga menjadi tempat perpindahan intra- dan antarmoda transportasi kawasan industri, dan jalur untuk mempermudah transportasi laut bagi negara kepulauan.
Singkatnya; pelabuhan dan transportasi laut selain menjadi simpul konektivitas antar pulau, juga merupakan penghubung serta menjadi urat nadi yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di seluruh pelosok Indonesia.
Secara ekonomi, pelabuhan berfungsi sebagai salah satu penggerak roda perekonomian, karena menjadi fasilitas yang memudahkan distribusi hasil-hasil produksi.
Secara sosial, pelabuhan menjadi fasilitas publik tempat berlangsungnya interaksi antarpengguna (masyarakat), termasuk interaksi yang terjadi karena adanya aktivitas perekonomian.
Setidaknya ada empat manfaat penting dari pelabuhan yang penulis ingin gambarkan, diantaranya;
Pertama, melayani kebutuhan ekspor-impor. Sebab satu-satunya jalur paling mudah untuk melayani kebutuhan ekspor maupun impor barang adalah jalur laut.
Kedua, bisa membantu kelancaran roda perekonomian antar pulau,
Dan yang ketiga, menampung pangsa pasar Internasional yang semakin besar.
Selanjutnya yang terakhir, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Sebab bagi daerah sekitar pelabuhan yang perekonomiannya kurang maju, tempat itu bisa dijadikan solusi untuk memperbaiki perekonomian.
Mengingat sangat vitalnya transportasi laut bagi perekonomian di negara kita, maka transportasi laut harus dikembangkan dengan baik dan benar untuk menggerakkan roda perekonomian Indonesia, khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Bahwa transportasi laut memiliki peran yang strategis dalam mendukung pembangunan nasional di segala bidang, termasuk mempersatukan Indonesia yang penuh dengan keberagaman, baik keberagaman agama, suku, budaya, ras maupun bahasa.
Jadi sekali lagi, bahwa pembangunan transportasi laut tidak boleh hanya berorientasi pada skala nasional, namun juga harus berorientasi pada skala regional dan internasional.
Apalagi, dengan tantangan pembangunan transportasi laut yang kian kompleks saat ini, sebagai bagian dari dampak perkembangan ekonomi global dalam beberapa tahun terakhir ini.
Sehingga kita perlu cara dan strategi yang matang, sebagai dasar pijakan dalam mengelola dan mengembangkan potensi-potensi pelabuhan untuk jasa transportasi laut di negara kita.
Jadi, jika transportasi laut terganggu, maka perekonomian nasional kita pun pasti ikut terganggu.
Meski begitu, saat ini pemerintah melalui Kementerian BUMN juga tengah mengarahkan pihaknya agar secepatnya dilakukan legal merger (pengintegrasian) dengan layanan pelabuhan yang melibatkan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III, dan IV.
Harapannya; agar kementerian BUMN boleh melakukan penyetoran modal kepada empat subholding dari integrasi Pelindo tersebut.
Nantinya, dengan integrasi ini akan ada pengelompokan atau klaster untuk kegiatan bisnis sejenis, yang akan dibagi menjadi empat, yaitu: petikemas, nonpetikemas, logistik, serta marine and equipment.
Dengan adanya klaster bisnis ini, diharapkan nantinya untuk setiap kegiatan ini punya layanan dan performa yang sama, sehingga mampu mengelola aset lebih efisien dan menurunkan biaya logistik.
Maka dengan terjadinya pola integrasi tersebut, justru itu akan semakin meningkatkan kontribusi Pelindo bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Lantas, keuntungan di sisi lainnya juga adalah kondisi itu justru akan menciptakan investasi-investasi baru. Termasuk, dalam soal penyerapan tenaga kerja.
Bahwa dengan adanya sinergi dan integrasi tersebut, Pelindo diharapkan dapat memiliki kendali strategis yang lebih baik, serta sistim operasional pelabuhan yang terstandar. Tentunya, dengan tanpa mengesampingkan peningkatan standarisasi produktivitas dan kapabilitas SDM.
Dengan adanya integrasi tersebut, maka standar pelayanan di seluruh pelabuhan dari Sabang sampai Merauke atau dari Timur ke Barat akan sama. Hal ini tentu akan meningkatkan daya saing logistik di Indonesia yang selama ini masih dianggap kurang optimal.
Oleh karena itu, keharusan mengintegrasikan tiga subsistem (penyelenggaraan, pengusahaan, dan penggunaan) membuat upaya untuk meningkatkan kinerja pelabuhan cenderung kompleks.
Sehingga perlu melibatkan peran lintas institusi sektoral dan membutuhkan konsep, perencanaan, program, dan strategi implementasi yang komprehensif dan matang.
Selain itu, konsistensi, transparansi, dan kesamaan persepsi di antara para stakeholder juga merupakan kunci penting proses integrasi ketiga subsistem dimaksud.
Jadi kesimpulannya; transportasi laut sejatinya masih sangat memegang peranan strategis untuk merajut keberagaman Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi. (*)