Gegara Tak Dibelikan Handphone, Siswi Kelas 3 SMP Ini Akhiri Hidupnya dengan Cara Gantung Diri

0

Suasana duka menyelimuti rumah keluarga korban di desa Suit, kecamatan Bulagi Selatan, kabupaten Banggai Kepulauan, Minggu (23/1/2022) tadi pagi. (foto:ist)
Bangkeppos.com, SALAKAN- Naas benar nasib Amel Louloku, seorang siswi kelas 3 SMP di desa Suit, kecamatan Bulagi Selatan, Banggai Kepulauan (Bangkep). Pelajar yang kini telah berusia 14 tahun itu, mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Minggu (23/1/2022), sekira pukul 08.00 wita.

Kapolres Bangkep AKBP Bambang Herkamto SH, melalui Kasat Reskrim Polres Bangkep IPTU Ismail SH, menjelaskan, kronologis kejadian bermula pada Sabtu (22/1/2022) kemarin, dimana korban Amel Louloku saat itu meminta untuk dibelikan Handphone Android OPPO kepada ayahnya, Roma Louloku (39).

Lantaran belum punya uang, Amel diminta oleh sang ayahnya untuk bersabar. Amel pun tak banyak bicara. Entah, karena putus asa.
“Tapi dia, tiba-tiba saja langsung masuk ke dalam kamarnya,” tutur Kasat.

Keesokan harinya, lanjut Kasat, Minggu (23/1/2022) sekitar pukul 07.00 wita, kedua orang tua Amel sedang tidak berada di rumah.
“Ibu Amel, Partini Songo’u (39), pergi berobat ke dokter gigi di desa Sabelak. Sedangkan, ayahnya, berangkat ke pondok di dekat pantai yang berjarak kurang lebih 50 meter dari rumahnya,” terangnya.

Kediaman keluarga korban di desa setempat. (ist)

Lanjut Kasat, pada pukul 09.00 wita, Ibu Amel tiba di rumahnya setelah selesai berobat dari dokter. Tak disangka, ibu Amel melihat kondisi tubuh anaknya sudah tak bernyawa lagi.
“Amel, tewas gantung diri di ruangan tamu, menggunakan seutas tali nilon biru, dengan panjang 2 meter,”ungkap Kasat.

Ibu Amel seketika langsung teriak histeris dan menangis, sambil memeluk dan mengangkat badan korban, seraya memotong tali yang masih terikat dileher sang anaknya.

Tangisan dan teriakan histeris ibu Amel, sampai terdengar oleh suaminya, yang saat itu tengah berada di pondok dekat pantai.

Mendengar teriakan histeris itu, Ayah Amel berlari menuju pulang. Setibanya di rumah, ia melihat anaknya sudah tak bernyawa lagi. Ia pun, langsung meminta pertolongan kepada para warga desa sekitar.

Hingga kini, Kepolisian Resor Bangkep telah mendatangi Tempat kejadian perkara (TKP). Selain itu, petugas kepolisian juga melakukan koordinasi dengan pihak keluarga korban dan pemerintah desa setempat.
“Hanya dari pihak keluarga korban menolak untuk diotopsi atau Visum Et Revertum,” tandas Kasat Reskrim. (ir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights