Krisis Air Bersih di Salakan, Warga Kesal dan Minta Direktur PDAM Dicopot
RPA, warga desa Bongganan, meminta kepada Bupati Bangkep H. Rais D. Adam, agar direktur PDAM dicopot dari jabatannya. Karena dinilai tidak becus mengurus persoalan air bersih di daerah ini.
“Kami minta direkturnya dicopot. Masih mending direktur yang sebelumnya. Kita tidak kesulitan seperti sekarang ini, “ujarnya, emosi, Selasa (15/2/2022).
Emosi RPA memuncak, lantaran sejumlah tetangga sebelah rumahnya sudah 2 hari kesulitan air.
“Bahkan air untuk mau dipakai masak, mandi dan cuci piring pun, sama sekali tidak ada,” kesalnya.
Tak hanya RPA, warga lainnya juga menaruh hal yang sama. Puncak kekesalan warga kota Salakan ini terlihat dengan naiknya tarif tagihan pembayaran air bersih.
Diceritakannya, pada bulan sebelumnya, tarif pembayaran tidak sama dengan penbayaran bulan setelahnya. Perbedaan nominal itu pun, dinilainya agak sedikit janggal.
“Belum kalau kita telat bayar, tentu dikenai denda lagi,” pungkasnya.
Menanggapi ungkapan kekesalan dari para warga di kota ini, Direktur PDAM Kabupaten Bangkep Sutikno, yang dikonfirmasi sejumlah wartawan, pada Senin (14/2/2022) kemarin, angkat bicara.
Eks Pabung Salakan 1308 LB itu, menjelaskan, macetnya air bersih dalam kota Salakan dalam beberapa hari terakhir ini, disebabkan gangguan terputusnya pipa diantara Paisu Sinangkal-Montoan.
Menurut Sutikno, posisi putusnya Pipa Pvc berukuran 10 Inch itu, terletak ditengah hutan tanpa akses jalan.
“Itu bisa, kecuali terobos hutan yang letaknya diatas desa Ponding-Ponding, kecamatan Tinangkung Utara. Dan kami telah upayakan. Insya Allah besok mudah-mudahan sudah bisa diatasi,” terangnya.
Sutikno bersama karyawan lainnya di PDAM, mengaku telah berusaha sekuat tenaga, agar kendala air bersih di dalam kota Salakan segera teratasi.
Secara teknis, Sutikno menjelaskan persoalan kendala macetnya air bersih tersebut, Menurut dia, kondisi medan yang berbukit-bukit menyebabkan tekanan air dari ketinggian mengalir sangat deras. Lalu, pipa yang berada dilembah, menerima tekanan aliran air yang sama.
“Sehingga mengakibatkan jaringan terputus pada sambungan pipa yang berada dilembah,” urainya.
Bahkan, lanjutnya, ia juga mengaku telah memberikan saran kepada Bupati dan Ketua DPRD Bangkep, mengganti pipa paralon ke pipa besi di area Paisu Sinangkal-Montoan. Hal itu untuk meminimalisir terjadinya kendala dimaksud.
“Karena pipa paralon biasa rentan putus. Dan putusnya itu dihadapkan dengan medan yang berbukit bukit. Bahkan tidak ada akses jalan untuk menuju kesana,” terang dia.
Sutikno menambahkan, selain tekanan air yang sangat deras yang menjadi penyebab terputusnya pipa air, penyebab lainnya juga ialah karena pipa disekitar itu kerap ditimpa pohon kayu tumbang.
“Jadi inilah yang kami ketahui antara lain dari penyebab putusnya pipa PDAM dari Paisu Sinangkal-Montoan,” tambahnya.
Sutikno membuka ruang dan meminta masukan dari seluruh pihak demi perbaikan PDAM Kabupaten Bangkep kedepan.
“Sekali lagi, semoga kedepanya sudah tidak mengalami hal yang serupa. Kami juga mohon saran serta masukan, demi perbaikan PDAM kedepan, Insya Allah, Amin,” tutupnya. (ir)