Alihkan Perkara Uang Kakap di Kas Kwarda, Ketua DKD Sulteng Vitnah MOI

0

BANGKEP POS, PALU,- Entah hantu apa merasuki pikirannya, Ketua Dewan Kerja Daerah (DKD) Gerakan Pramuka Sulawesi Tengah (Sulteng), Rahmat Adi Ansori alias Mato tiba-tiba memposting narasi bernada kebencian dan vitnah di WhatsApp (WA) Grup Pramuka Akal Sehat, Sabtu 9 Mei 2020.

Anggota WA grup itu terdiri dari Ketua Kwartir Daerah (ka Kwarda) gerakan pramuka Sulteng, Dr HM. Hidayat Lamakarate, kini calon Gubernur Sulteng, sejumlah pengurus Kwarda, Ketua dan anggota Lembaga Pemeriksa Keuangan (LPK) Kwarda, beberapa ketua dan pengurus Kwarcab Kabupaten/Kota, dan alumni DKC DKD, termasuk Gubernur selaku Mabida Pramuka Sulteng ada di group itu.

Adapun narasi vitnah Mato dimaksud yaitu ” Seorang wartawan online diusir dari kantor PPKD (BPKAD, red) Provinsi karena masuk tidak membawa surat tugas.

Wartawan tersebut tidak mengetahui prosedur pengambilan berkas di kantor tersebut. Hal itu menambah PR ketua MOI Sulteng untuk memberikan pembekalan pengetahuan yang luas kepada wartawan tersebut ,” Sumber : pegawai PPKD.

Melihat postingan Mato yang demikian itu, Ketua Media Online Indonesia (MOI) Sulteng, sekaligus admin grup pramuka akal sehat, Hasanudin Lamatta, SH alias Udin dan beberapa orang anggotanya lantas datangi kantor yang dimaksud Mato, Senin 11 Mei 2020.

Hasilnya, Kepala Badan (Kaban) Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Bahran, SE, MM, kemudian memanggil dua pegawainya seperti diisyaratkan Mato dalam postingannya, yakni Siti dan Emon. Terus, diruang kerja Kaban, Siti menyatakan pihaknya tidak pernah mengusir wartawan dari kantornya, termasuk wartawan anggota MOI.
“Saya tidak pernah mengusir wartawan dari sini. Begini saja, kasih ketemu kita dengan orang yang bilang itu,” ujar Siti.

Tolong, kata Emon menimpali, disebutkan pihak yang di keuangan ini yang mana supaya ditau, jangan jadi simpangsiur ini barang.

Berapa saat kemudian, video pernyataan Siti dan Emon ditayang Ketua MOI di grup pramuka akal sehat dengan harapan akan ada respon dari ketua DKD itu.

Betul saja, Mato yang memang dikenal hobby nyinyir di grup pramuka akal sehat itu dengan cepat menanggapi begini “D tunggu d kwarda kak klo bgitu, tntukan tanggl kak, tanggal brp ketemu kak udin ?” Lalu, hasanudin dan rekanpun langsung bergerak ke daerah seperti ditetapkan Mato.

Namun sayang, Mato yang ditemui di ruang kerja ka Kwarda menjadi “liar dan linglung, bicaranya tak karuan, sampai akhirnya lari sambil tendang kursi diruang tamu disertai teriakan “usir itu LSM tai”.

Terhadap perilaku Mato tersebut, Ketua MOI akhirnya nyatakan sikap, tempuh upaya hukum, apa lagi narasi yang ditayang anggota pramuka itu merupakan perbuatan melawan hukum, pencemaran nama baik dengan menyebarkan narasi fitnah yang seakan akan ada anggota MOI diusir dari kantor pemerintahan karena kehadirannya dinilai serampangan dan tidak beretika.

Tidak hanya itu, sikap “liar” yang ditampakan ketua DKD diruang kerja ka Kwarda itu menuai masalah baru terkait teriakannya “usir itu LSM tai”.

Teriakan Mato ini langsung dipersoalkan Ketua Lembaga Pemerhati Khusus Nasional (LPKN), Egar Mahesa, SH, yang sore itu juga berada di ruang kerja ka Kwarda.

Dikatakan Egar, sebagai lembaga pemerhati, hal ini sangat disesalkan. Karenanya, jika permohonan maaf tidak dia (Mato) lakukan dalam jangka 3×24 jam maka akan ditempuh jalur hukum.

“Sekelas gubernur dan mentri saja cukup menghargai kehadiran kita,” ujar Egar sambil menambahkan, bahasa yang dilontarkan ketua DKD itu tidak mencerminkan etika sebagai kader pramuka dan almamater akademisinya.

Sementara itu, ketua DKD Mato yang dihubungi via HP nomor 0813429399xx mengatakan nantilah besok (rabu13 mei) kita ketemu dimediasi ketua harian kwarda.

“Pokonya kak, kalau ada namaku diberita, saya anggap pencemaran”, ujar Mato. Pernyataan Mato tersebut akhirnya diralat dengan lagi lagi kata kata nyinyir.

“jika ada namaku diberita, saya akan minum susu, saya akan menjadi pramuka Indonesia” kata pria yang ngaku sedang ikut pendidikan pilot di jakarta itu.

Menelusuri apa yang melatari peristiwa vitnah yang menimpa MOI Sulteng itu, media ini kemudian menghubungi Hasanudin.

Menurutnya, perbuatan Mato di WA grup itu diduga sebagai upaya pengalihan perkara uang kakap di kas kwarda yang santer dibicarakan diinternal kwarda, dan hal ini tengah diinvestigasi MOI dan LPKN.

Bagaimana kelanjutan kasus Mato dan hasil investigasi MOI dan LPKN, nantikan kabar selanjutnya. (din)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights